Masa kecil bisa dibilang adalah masa-masa indah dimana kita belum mempunyai tanggung jawab besar dan beban yang dirasakan hanyalah sebatas mengerjakan PR, belajar dan sekolah. Kita memiliki waktu luang yang banyak dan biasanya dihabiskan dengan bermain. Sebelum berkembangnya teknologi, semua permainan yang dimainkan merupakan permainan tradisonal. Berikut adalah macam-macam permainan tradisional sebelum berkembangnya teknologi :
1. Petak umpet
atau disebut juga hide and seek, cara bermain adalah dengan menentukan orang yang akan jaga/ menjadi kucingnya. Kucing akan bertugas mencari teman-teman yang bersembunyi. Kucing akan menutup mata sambil berhitung ditempat yang sudah menjadi patokan. Setelah kucing selesai berhitung, kucing harus mencari teman-teman yang bersembunyi , jika melihat anak yang bersembunyi, berlarilah menuju ke patokan sambil menyebutkan nama anak tersebut dan disertai menyebut inglo. Ketika ada anak yang secara tiba-tiba menyentuh patokan sambil berkata inglo lebih cepat daripada si kucing, maka si kucing kalah dan akan berjaga lagi.
2. Petak jongkok
Sebuah permainan klasik yang dijamin akan membuat kalian berkeringat luar biasa. Cara bermainnya dimulai dengan berhompimpa untuk menentukan siapakah anak yang akan jaga. Anak yang jaga harus menyentuh pemain lainnya agar virus dalam dirinya berpindah ke teman yang lain. Teman yang lain dapat menghindar dengan berlari diarea yang sudah ditentukan, mereka dapat berjongkok jika sudah terpojok oleh anak yang jaga. Peraturannya adalah peserta yang sudah berjongkok, tidak boleh bangun dengan sendirinya, melainkan harus dibangunkan oleh teman yang lain. Jika ada pemain yang berdiri sendiri, pemain tersebut akan langsung menjadi anak yang jaga/ anak yang terkena virus, peserta yang lainnya harus menghindari anak yang jaga seperti biasanya.
3. Benteng
dimainkan 4-10 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai sebuah tugu/ tiang/benteng untuk dijaga, suatu kelompok dinyatakan menang apabila anggota kelompok dapat menyentuh benteng musuh tanpa tersentuh oleh anggota kelompok musuh tersebut.
4. Lompat tali
Umum dimainkan oleh anak perempuan, tapi banyak juga anak lelaki yang memainkannya. Minimal pemain 3 orang, 2 untuk memegang tali, 1 lagi untuk bermain terlebih dahulu. Cara bermain adalah dengan melompat melewati tali yang sudah ditetapkan tingginya, semakin lama, tali akan semakin tinggi, oleh karena itu dibutuhkan ketanggasan untuk memainkannya.
5. Engklek
:Biasanya dimainkan 2-5 orang secara bergantian. Pertama kali, siapkan gambar kotak-kotak diatas tanah/semen/ lantai. Engklek dimulai dengan melempar”gaco”(potongan keramik/genteng/batu/kayu) mulai dari kotak pertama, kemudian kita melompat ke kotak-kotak secara berurutan kemudian kembali dan mengambil gaco kita hingga ke garis awal. Permainan terus berlanjut hingga kita melakukan kesalahan seperti melempar gaco diluar kotak atau engklek menyentuh garis.
6. Galaksin/ Gobak Sodor
dimainkan 6-10 orang, dibagi menjadi 2 kelompok, permainan diadakan dilapangan luas. Kelompok dibagi menjadi kelompok penjaga dan kelompok penerobos. Point dari permainan ini adalah kelompok penerobos harus berusaha melewati pertahanan dan hadangan dari kelompok penerobos hingga seluruh anggota berhasil melewati gerbang. Permainan akan selesai apabila semua anggota kelompok penerobos dapat kembali dengan selamat.
7. Kasti
Permainan olahraga yang mirip dengan softball. Permainan ini dibagi menjadi dua regu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Regu yang bermain akan menjadi pemukul bola yang di lempar oleh lawan. Bola tenis yang dilempar, harus dipukul dengan tongkat kayu kemudian si pemukul berlari menuju pos-pos yang ditentukan. Game berlanjut apabila tidak ada anggota yang terkena bola yang dilempar regu penjaga ketika berlari menuju pos-pos.
8. Congklak
Dilakukan diatas papan yang memiliki lubang-lubang untuk menaruh biji permainan yang berupa batu, kelereng, atau biji-bijian. Dimulai dengan membagi biji keseluruh lubang sama rata, kecuali lubang yang berada dipaling ujung, yakni lubang penyimpanan. Tiap anak menguasai biji-biji yang berada dibaris yang terdekat dengan mereka. Selanjutnya secara bergantian anak yang bermain akan mengambil seluruh biji dalam sebuah lubang tersebut, kemudian membaginya satu-persatu secara berurutan berlawanan arah jarum jam. Seterusnya hingga pada suatu ketika, biji yang terakhir di letakkan pada lubang kosong milik kita, maka lubang lawan didepannya yang berisi biji-biji akan menjadi milik kita. Permainan berakhir ketika seluruh biji telah masuk ke lubang penyimpanan. Anak yang menang adalah yang mengumpulkan biji lebih banyak.
9. Layang-layang
Bermodalkan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan di udara dan terhubungkan dengan tali/ benang ke si pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai pengangkatnya. Layang-layang sangat populer pada zamannya. Tak jarang, banyak anak-anak yang berkreasi sendiri dengan layang-layangnya dengan diberikan ekor.
10. Monopoli
Tidak seperti monopoli saat ini yang menggunakan gadget untuk memainkannya, sebelumnya, monopoli dimainkan menggunakan karton/papan, dan menggunakan uang kertas monopoli. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan. Cara bermainnya pun mudan, setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu sesuai dengan uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.
Masih banyak lagi permainan tradisional yang belum tersebutkan disini. Berbahagialah kita yang pernah merasakan permainan-permainan tradisional seperti diatas dan indahnya sosialisasi yang kita jalin dengan teman-teman kita. Berkembangnya teknologi sampai sekarang ini mungkin menjadikan kita pintar, karena kita jadi lebih sering menggunakan otak kita untuk berpikir akan game yang rumit, tapi belum tentu dengan sosialisasi kita….